Pemanfaatan Big Data Analytics dalam Akuntansi
Big Data adalah serangkaian data yang memiliki ukuran sangat besar dan komplek sehingga akan sulit untuk dianalisis jika menggunakan metode atau tool analisis yang standar. Karakteristik dari big data adalah 3V: volume, velocity, dan variety[1]. Yang dimaksud dengan volume adalah ukuran dari data tersebut, Velocity mengacu kepada kecepatan data untuk diproses, dan Variety adalah variasi dari tipe data.
Big Data Analytics adalah suatu proses menelusuri (inspecting), cleaning, mentransformasi (transforming), dan modelling big data untuk menemukan (discover) dan mengkomunikasikan informasi dan patterns, memberikan saran dan mendukung pengambilan keputusan. Big data telah digunakan untuk data advanced analytics pada area bisnis lain, namun dirasakan masih sangat sulit digunakan bagi sebagian (jika tidak semua) oleh auditor.
Big Data sudah dapat digunakan untuk memprediksi rata-rata harga saham. Misalnya, seperti yang dilakukan oleh Bollen, Mao dan Zeng pada tahun 2011, mereka mengukur public mood secara global berdasarkan data dari twitter dan mereka sukses memprediksi fluktuasi harian dari Dow Jones Industrial Average (DJIA). Selain melalui social media, data-data yang tersedia di artikel media, terutama media elektronik juga dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan harga saham, seperti yang dikemukakan oleh Chan pada tahun 2003 dan Mittermayer tahun 2004. Jika melihat contoh-contoh tersebut, melalui sumber data yang sama juga nantinya dapat digunakan untuk meprediksi kebangkrutan suatu perusahaan atau menilai kondisi keuangan perusahaan.
Dalam hal mengelola inventory (persediaan barang dagang) suatu perusahaan, Big Data juga dapat membantu dalam pengelolaannya. Misalnya, melalui data demografi dan cuaca suatu daerah. Seperti yang telah dilakukan oleh department store Walmart. Walmart melakukan analisa data-data transaksi penjualan yang berukuran sangat besar (terabytes) untuk menentukan ancaman hurricanes (angin topan) pada suatu daerah, dimana jika ancaman ini akan datang, pelanggannya tidak hanya membeli lampu senter (flashlight) tapi juga penjualan produk makanan sarapan instan juga meningkat 5 kali lipat. Hal ini dapat membantu Walmart untuk me-manage inventory nya dengan lebih baik. Proses analisis data seperti ini juga dapat diterapkan dalam kegiatan audit, misalnya dengan memfokuskan proses audit pada area bisnis yang dianggap lebih beresiko.
Untuk mengetahui bagaimana implementasi Big Data dalam proses audit, dapat dibaca pada artikel berikut.
Footnote:
[1] McAfee and Brynjolfsson (2012)
Comments :