Membedah Greenwashing dalam ESG: Peran Kritis Akuntan di Era Keuangan Berkelanjutan
Program Magister Akuntansi BINUS (MAKSI) bekerja sama dengan Marketing BINUS menyelenggarakan kuliah tamu pada 10 Mei 2025 bersama Bapak Efraim Sitinjak, Associate Director at Audit & Assurance dari PT Deloitte Konsultan Indonesia. Sesi ini mengangkat tema “Greenwashing vs Authentic ESG: What Should Accountants Look For?”, dan disambut antusias oleh mahasiswa serta masyarakat umum.
Greenwashing: Ancaman Nyata di Balik Label ‘Hijau’
Greenwashing mengacu pada praktik perusahaan yang memberikan klaim palsu atau menyesatkan terkait komitmen atau performa keberlanjutan mereka. Dalam sesi ini, peserta diajak memahami bagaimana greenwashing dapat merusak reputasi perusahaan, mengurangi kepercayaan investor, dan berujung pada risiko hukum serta litigasi.
Bapak Efraim menyoroti berbagai contoh nyata dari perusahaan global yang terjerat greenwashing, termasuk kasus Delta Airlines, Qantas, Procter & Gamble, hingga TotalEnergies, yang memperlihatkan betapa pentingnya akuntabilitas dalam penyampaian informasi keberlanjutan.
Mengidentifikasi ESG yang Autentik
Selain membedah praktik greenwashing, sesi ini juga memberikan panduan untuk membedakan antara ESG yang autentik dan yang manipulatif. ESG yang kredibel ditandai oleh:
- Komitmen yang realistis dan selaras dengan performa aktual
- Data yang terukur, target yang spesifik, dan diverifikasi oleh pihak ketiga
- Integrasi ESG ke dalam strategi inti perusahaan
- Transparansi dalam pelaporan dengan standar seperti GRI, TCFD, ISSB, dan lainnya
Peran Strategis Akuntan dalam Mencegah Greenwashing
Salah satu fokus utama diskusi adalah peran akuntan dan auditor internal dalam mencegah greenwashing. Para profesional akuntansi memiliki tanggung jawab untuk:
- Menguji keandalan laporan ESG
- Memberi saran pada perbaikan sistem pengendalian internal
- Mengantisipasi risiko ESG
- Mendorong perubahan lewat edukasi dan pelatihan internal
Dengan keahlian analitis dan pemahaman regulasi, akuntan berada di garis depan dalam menjembatani kebutuhan transparansi dan akuntabilitas dalam praktik keberlanjutan perusahaan.
Comments :