Melangkah ke Dunia Virtual: Implementasi Akuntansi dalam Metaverse
Metaverse telah menarik banyak perhatian dan pertanyaan, dan konsep ini sebenarnya telah ada selama beberapa dekade; ini adalah lingkungan digital yang mendalam yang memungkinkan pengguna berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan satu sama lain dalam ruang bersama. Sebagai hasil dari inovasi dalam teknologi informasi, saat ini dunia bisnis dan keuangan mengalami revolusi industri di dunia internet, terutama di media sosial, yang menjadikannya komunitas kecil yang dekat, menghilangkan jarak, dan menjadi bagian penting dari kehidupan kita.
Metaverse, kombinasi dari awalan “meta” (yang menyiratkan transenden) dengan kata “universum”, menggambarkan lingkungan sintetis hipotetis yang terhubung ke dunia fisik. Pada awalnya, ini didasarkan pada konvergensi teknologi yang memungkinkan interaksi multisensori dengan lingkungan virtual, objek digital, dan orang-orang seperti realitas virtual (VR) dan augmented reality (AR). Oleh karena itu, Metaverse adalah jaringan berhubungan dari lingkungan yang mendalam yang terhubung dalam platform multiuser yang persisten. Metaverse mengacu pada lingkungan virtual yang terdiri dari dunia digital yang luas, di mana pengguna dapat berinteraksi satu sama lain dan dengan objek-objek digital dalam ruang bersama yang terhubung. Ini adalah konsep yang melampaui sekadar permainan video atau simulasi, dan dapat mencakup berbagai aktivitas, mulai dari pertemuan bisnis hingga kegiatan sosial dan hiburan. Metaverse menciptakan pengalaman imersif yang menyerupai dunia nyata, seringkali melalui teknologi seperti realitas virtual (VR) dan realitas tertambah (AR), dan sering dianggap sebagai evolusi dari internet saat ini. Dengan kata lain, Metaverse adalah dunia virtual yang terdiri dari banyak dunia virtual yang terhubung, di mana pengguna dapat berinteraksi, berkolaborasi, dan menghabiskan waktu dalam bentuk avatar mereka.
Saat ini, iterasi kontemporer dari Metaverse menampilkan sifat sosial dan menyediakan pengalaman mendalam berdasarkan teknologi realitas tertambah/augmented reality. Hal ini menciptakan gambaran cermin dunia nyata berdasarkan teknologi digital twin, membangun sistem ekonomi berdasarkan teknologi blockchain, dan mengintegrasikan erat dunia virtual dan dunia nyata. Dari sudut pandang komersial dan pandangan akuntansi, Metaverse telah menunjukkan dampak yang jauh sebagai ekspor modal baru, dan banyak perusahaan besar akan mendedikasikan diri untuk membangun Metaverse dari sudut pandang pengguna. Dengan demikian, Bagaimana implementasi teknologi Metaverse dan praktik akuntansi dalam dunia virtual?
Metaverse akan memungkinkan keterlibatan langsung dengan klien, pelatihan dan pengembangan anggota tim baru, meningkatkan interaksi antar karyawan, serta membentuk hubungan yang lebih erat dengan konsumen. Hal tersebut memiliki banyak manfaat dan kemudahan bagi para penggunanya.
Berikut ini adalah teknik metaverse pada accounting practice:
Penggunaan Realitas Virtual (VR) dan Realitas Tertambah (AR) dalam laporan tahunan adalah pendekatan inovatif dalam menyajikan informasi kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Dalam konteks ini, VR dan AR digunakan untuk menyajikan data keuangan, analisis kinerja, dan informasi strategis lainnya dalam format yang interaktif dan memikat.
Dalam laporan tahunan, VR dapat digunakan untuk menciptakan tur virtual dari fasilitas perusahaan, pabrik, atau proyek-proyek khusus. Pengguna dapat mengalami secara langsung lingkungan perusahaan, melihat instalasi, dan memahami operasi dari berbagai sudut pandang. Hal tersebut tentungya membantu dalam memberikan gambaran yang lebih menyeluruh tentang operasi perusahaan kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.
Selain itu, dalam laporan tahunan, AR dapat digunakan untuk menyematkan elemen interaktif ke dalam dokumen, seperti grafik yang dapat digerakkan, diagram 3D, atau penjelasan tambahan saat pemegang saham memindai bagian-bagian tertentu dari laporan. AR juga dapat digunakan untuk menyajikan informasi keuangan yang kompleks dalam bentuk yang lebih mudah dipahami, misalnya dengan menampilkan grafik interaktif yang menjelaskan tren kinerja perusahaan.
Kedua teknologi ini membawa dimensi baru dalam pelaporan keuangan, menjadikan laporan tahunan lebih menarik, mudah dimengerti, dan interaktif. Dengan menggunakan VR dan AR, perusahaan dapat menciptakan pengalaman yang lebih mendalam bagi pemegang saham, memfasilitasi pemahaman yang lebih baik tentang kinerja perusahaan, dan meningkatkan keterlibatan mereka dalam proses laporan.
Disamping itu penerapan Realitas Tertambah (Augmented Reality/AR) dan Realitas Virtual (Virtual Reality/VR) dalam bidang akuntansi, khususnya dalam hal inventarisasi, invoicing, manajemen pelanggan, audit, dan peluang Metaverse, dapat membawa manfaat yang signifikan:
Pada manajemen persediaan, AR dapat digunakan untuk memvisualisasikan stok dan inventaris dalam lingkungan fisik aktual. Sebagai contoh, akuntan dapat menggunakan perangkat AR untuk melihat stok barang di gudang secara real-time dengan menampilkan informasi seperti jumlah barang, nilai inventaris, dan status persediaan. Sementara itu VR dapat digunakan untuk membuat simulasi lingkungan gudang atau ruang penyimpanan, memungkinkan akuntan untuk melakukan pengelolaan inventaris dengan cara yang lebih interaktif dan efisien.
Dalam fakturasi (Invoicing), AR dapat digunakan untuk menyajikan data pelanggan dan informasi faktur secara langsung di atas meja atau lingkungan kerja akuntan. Hal ini memudahkan dalam memeriksa dan memproses faktur dengan cepat dan akurat. VR dapat digunakan untuk membuat lingkungan virtual di mana akuntan dapat mengakses sistem fakturasi secara intuitif, membuat, dan mengirimkan faktur dengan mudah.
Pada Manajemen Pelanggan (Customer Management), AR dapat digunakan untuk memberikan informasi langsung tentang pelanggan kepada akuntan saat mereka berinteraksi. Misalnya, dengan menyorot kartu nama pelanggan menggunakan perangkat AR, akuntan dapat melihat riwayat pembelian, saldo tagihan, dan detail kontak lainnya. VR dapat digunakan untuk membuat pengalaman pelatihan yang interaktif dalam manajemen pelanggan, memungkinkan akuntan untuk berlatih dalam situasi-situasi kasus dan memahami lebih baik tentang cara mengelola hubungan dengan pelanggan.
Dalam proses audit, AR dapat digunakan untuk menampilkan informasi terkait dengan audit secara real-time saat auditor berada di lokasi. Auditor dapat melihat catatan, dokumen, atau data penting lainnya secara langsung di lokasi audit. VR dapat digunakan untuk membuat simulasi audit dalam lingkungan virtual, memungkinkan auditor untuk berlatih dan menguji skenario audit tanpa memerlukan akses langsung ke lokasi fisik.
Metaverse menawarkan peluang baru dalam mengembangkan platform dan aplikasi akuntansi yang berbasis VR dan AR. Akuntan dapat memanfaatkan Metaverse untuk berkolaborasi dengan klien atau rekan kerja dalam lingkungan virtual, membuat pertemuan atau pelatihan lebih interaktif dan efisien. Dalam Metaverse, akuntan juga dapat memanfaatkan platform blockchain untuk menyimpan catatan transaksi dengan aman dan terdistribusi, meningkatkan keamanan dan keandalan data keuangan.
Dengan memanfaatkan AR dan VR dalam berbagai aspek pekerjaan akuntan, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi, akurasi, dan kualitas layanan mereka, sambil memanfaatkan peluang baru yang ditawarkan oleh teknologi Metaverse.
source:
Nesrine, M and Mohammed, A., 2023. Metaverse Technique: Accounting Practice in a Virtual
World, Journal of Research in Finance and Accounting.
Lee, L., Braud, T., Zhou, P., Wang, L., Xu, D., Lin, Z., . . . Hui, P. (2021). All One Needs
to Know about Metaverse: A Complete Survey on Technological Singularity, Virtual
Ecosystem, and Research Agenda. Journal of LATEX Class Files, 08(01), pp. 1-66.
Comments :