Accounting Financial Research memiliki 3 perspektif yaitu:

Terdapat 3 perspektif pada Accounting Financial Research:

  1. Opportunistic Behavior Perspective
    1. Manajer berperilaku menguntungkan dirinya menggunakan metode akuntansi untuk meningkatkan kekayaannya
    2. Earning management
    3. Watts & Zimmerman (1986) dengan Positive Accounting Theory (PAT) menghipotesiskan (bonus plan hypothesis) bahwa manajer dengan bonus plans cenderung memilih prosedur akuntansi yang menggeser pengakuan laba dari periode yang akan dating ke periode sekarang
    4. Teori yang mendasari “Agency Theory”
    5. Konflik semakin rendah jika manajer juga berperan sebagai owner ditunjukkan dengan kepemilikan saham (ownership) oleh manager
  2. Efficient Contracting perspective, memiliki 2 kelompok:
    1. Laba akuntansi untuk efficient contracting perspective
    2. Data akuntansi selain laba sebagai pengukuran.
      1. Beberapa riset menguji data akuntansi selain laba “bottom line” dalam hubungannya dengan kinerja perusahaan. Misal: data arus kas yang digunakan untuk memprediksi laba di masa mendatang.
      2. Data akuntansi lainnya adalah rasio. Altman (1968) menggunakan rasio keuangan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan. Rasio leverage sebagai proksi debt covenant.
    3. Efficient contracting perspective menunjukkan bagaimana metode akuntansi digunakan untuk meningkatkan kontrak di dalam perusahaan. Watts & Zimmerman (1986) mengemukakan 3 hipotesis (2 hipotesis dalam kajian efficient contracting perspective): 1. Debt covenant hypothesis 2. Political hypothesis.
    4. Debt covenant hypothesis (debt/equity hypothesis): Menyatakan bahwa perusahaan cenderung menurunkan rasio utang/ekuitas dengan cara meningkatkan laba sekarang dengan menggeser dari laba yang akan datang. Motivasi perusahaan melakukan hal ini adalah untuk menghindari kedekatan terhadap kovenan utang dan untuk mendapat suku bunga pinjaman yang lebih rendah, karena semakin rendah rasio utang/ekuitas maka semakin rendah risiko kebangkrutan perusahaan.
    5. Political cost hypothesis (firm size hypothesis): Menyatakan bahwa perusahaan cenderung menurunkan laba sekarang dengan menggeser ke laba periode yang akan datang. Motivasi perusahaan melakukan ini misalnya untuk menghindari tekanan politik seperti menghindari tuduhan monopoli dengan menunjukkan bahwa laba perusahaan tidak berlebihan seperti yang dicurigai. Motivasi lain perusahaan melakukan earnings management adalah income smoothing. Tujuan income smoothing adalah untuk membuat risiko perusahaan lebih kecil dengan membuat fluktuasi laba menjadi rendah

 

  1. Information perspective
    1. Isu yang dikemukakan Lev & Ohlson (1982), Brown (1989), Bernard (1989), Beaver (1996), Watts & Zimmerman (1986), Scott (2001), dan Kothari (2001):
      1. Kandungan informasi laba
        1. Riset seminal akuntansi yang menguji manfaat data akuntansi di pasar modal dilakukan oleh Ball & Brown (1968). Riset ini menguji apakah laba akuntansi mengandung informasi sehingga berguna di pasar modal.
        2. Riset ini dikenal dengan riset tentang kandungan informasi (information content) dari laba.
      2. Economic Consequences Study
        1. Dimulai awal tahun 1970-an, studi economic consequences mulai banyak dilakukan di Amerika Serikat. Studi ini menguji economic consequences yaitu efek terhadap harga saham untuk perbedaan dan perubahan dari metode dan prosedur akuntansi. Efek dari harga akuntansi yang berbeda tergantung dari ada atau tidaknya pengaruh terhadap pajak dan arus kas (Lev & Ohlson, 1982)
      3. Konsekuensi dari regulasi
        1. Beberapa pihak meregulasi pelaporan akuntansi yang memiliki konsekuensi biaya pelaporan akuntansi. Karena mengandung biaya maka efektivitas regulasi perlu dikaji, dan riset tentang economic consequences dari regulasi umumnya menguji efektivitas regulasi yang harus ditaati oleh perusahaan.
        2. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2015 tentang Praktik Akuntan Publik “Pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis terhadap entitas oleh seorang Akuntan Publik dibatasi paling lama 5 tahun buku berturut-turut.
        3. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT) dan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas
      4. Earning Respon Coefficient (ERC)
        1. Studi kandungan informasi laba menunjukkan bahwa laba akuntansi mengandung informasi dan digunakan di pasar dengan adanya reaksi pasar berupa abnormal return dari pengumuman laba
        2. Pertanyaan penelitian: Faktor apa yang mempengaruhi reaksi pasar terhadap pengumuman laba?
        3. Peneliti meregresi laba tidak diekspektasi dengan abnormal return. Koefisien hasil regresi disebut “Earning Response Coefficient (ERC)”. Selanjutnya variabel lain diregresikan dengan koefisien tersebut untuk menemukan factor yang menentukan besarnya ERC.
      5. Kandungan informasi selain laba
        1. Laporan keuangan tidak hanya terdiri atas laba akuntans saja, tetapi terdiri atas banyak informasi lainnya seperti informasi arus kas dan komponen-komponennya, informasi dividen, informasi rasio keuangan, dan lainnya.
      6. Implikasi bidang finansial: market efficiency, anomaly pasar efisien, dan lainnya.
        1. Kondisi ideal harus terpenuhi dalam pasar efsien
          1. Banyak investor rasional dan berorientasi pada maksimisasi keuntungan yang secara aktif berpartisipasi di pasar
          2. Tidak diperlukan biaya untuk mendapat informasi dan informasi tersedia bebas bagi pelaku pasar pada waktu yang hamper sama
          3. Informasi diperoleh dalam bentuk acak, setiap pengumuman yang ada di pasar adalah bebas (tidak terpengaruh dari pengumuman yang lain
          4. Investor bereaksi cepat dan sepenuhnya terhadap informasi baru yang masuk di pasar
      7. Good Corporate Governance (GCG)
        1. Good corporate governance menciptakan aturan dan kontrol yang transparan, memberikan panduan kepada pimpinan, dan menyelaraskan kepentingan pemegang saham, direktur, manajemen, dan karyawan. Hal ini membantu membangun kepercayaan di kalangan investor, masyarakat, dan pejabat publik.
      8. Corporate Social Responsibility (CSR)
        1. Pergeseran paradigma pengelolaan perusahaan dari shareholders orientation ke stakeholder orientation merupakan satu keniscayaan. Hal itu karena, secara sosiologis, eksistensi perusahaan ditengah lingkungan masyarakat (community) memiliki implikasi baik positif (positive externalities) maupun negatif (negative externalities). Positif externalities mengarah pada kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan, seperti membuka peluang kesempatan kerja, mendukung peningkatan PDRB, meningkatkan pendapatan serta bentuk sejenisnya. Sementara negetive externalities mendorong terwujud competitive dis-economics, seperti pencemaran, radiasi, kebisingan, kesenjangan sosial serta bentuk eksploitasi sumberdaya lainnya.

Sumber:

Materi Prof.  Dr. Nur Fadjrih Asyik, S.E., M.Si.., Ak., CA., 12 oktober 2023, webinar IAI, dengan topik: Current Issue in Financial Accounting and Forensic Accounting Research