Kesadaran dan komitmen para pelaku bisnis di seluruh dunia terhadap praktik yang mendukung kelestarian lingkungan dan kegiatan sosial telah meningkat dalam dua dekade terakhir. Mereka tidak hanya fokus pada mencari keuntungan ekonomi semata, tetapi juga memperhatikan dampak negatif terhadap lingkungan. Kerusakan lingkungan sering kali disebabkan oleh pemanfaatan sumber daya yang tidak berkelanjutan dan melanggar aturan serta norma yang berlaku, yang berpotensi menimbulkan konflik sosial. Selama ini, penilaian kinerja perusahaan cenderung hanya berdasarkan seberapa besar keuntungan yang dihasilkan.

Awalnya, investor memiliki pandangan bahwa manfaat ESG tidak terlalu penting dan biayanya terlalu tinggi. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, terjadi tren di kalangan investor untuk mempertimbangkan faktor ESG dalam penilaian kinerja perusahaan. Banyak bukti empiris menunjukkan bahwa perusahaan dengan kinerja ESG yang baik cenderung memiliki nilai yang tinggi. Ini berarti bahwa ESG memiliki hubungan positif dengan tingkat pengembalian investasi dan profitabilitas perusahaan. Selain itu, penilaian terhadap kinerja lingkungan sebuah perusahaan memiliki dampak positif yang signifikan pada nilai perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang berfokus pada ESG/SRI (Sustainable and Responsible Investment) memiliki potensi untuk mencapai tingkat pengembalian investasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan berkelanjutan dari waktu ke waktu.

Mengingat latar belakang ini, diperlukan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kinerja perusahaan melalui implementasi Environmental, Social, and Governance (ESG) secara terencana, terukur, dan berkelanjutan.

Beberapa artikel menunjukkan keterkaitan antara Kinerja ESG dengan Kinerja Perusahaan.  Dimana kinerja ESG berdampak positif terhada kinerja perusahaan.   Yu et al (2023) menganalisis dampak kinerja ESG terhadap resiko price crash.  Dengan menggunakan index sentimen ESG News, para peneliti ini membuktikan adanya pengaruh negatif signifikan dari kinerja ESG terhadap terjadinya resiko price crash.  Pembuktian lainnya adalah sentiment terhadap ESG News juga memiliki dampak signifikan pada penurunan resiko jatuhnya harga saham secara drastis, pada perusahaan-perusahaan dengan analyst coverage, transparansi informasi, voluntary ESG information disclosure yang rendah serta pada perusahaan-perusahaan yang bukan dimiliki oleh pemerintah.

Sementara itu, Fayyaz et al (2023) menggunakan data panel dari top 73 perusahaan non finansial Uni Eropa yang berasal dari  13 negara dengan periode waktu 2016 – 2022, dari Dow Jones Sustainability Index (DJSI). Berkaitan dengan ESG, mereka menganalisis peran ESG sebagai variabel intervening pada pengaruh Diverse Board terhadap Kinerja perusahaan.  Hasil yang mereka peroleh adalah ESG elemen intervening terbukti meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

Park et al (2023) melakukan penelitian mengenai implikasi dari praktek ESG pada perusahaan publik Korea pada resiko kredit dan rating kredit. Secara spesifik, mereka melakukan penelitian mengenai apakah kinerja ESG akan terefleksi pada resiko kredit yang diukur dari informasi harga saham; dan credit rating yang diukur dari credit rating agencies.  Sementara itu ESG rating meliputi 3 kategori: environmental, social dan governance.  Hasil yang mereka peroleh adalah kinerja ESG korporasi berhubungan positif dengan semakin jauhnya kemungkinan perusahaan akan mengalami default dan credit ratingnya.

Sehgal et al (2023) melakukan penelitian mengenai dampak dari sustainability reporting pada reputasi perusahaan, berdasarkan mekanisme compliance dan mekanisme disclosure.  Compliance mechanism berdasarkan perspektif normatif di mana perusahaan mematuhi norma dan nilai industri yang relevan. Sedangkan disclosure mechanism adalah perusahaan memilih apa yang akan diungkapkan yaitu, perusahaan dapat memanipulasi pengungkapannya untuk mempertahankan kepentingan pemangku kepentingan atau untuk tujuan keuntungan finansial.  Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa:

Hasil menunjukkan bahwa sustainability reporting secara positif memengaruhi reputasi perusahaan dalam jangka panjang tetapi tidak dalam jangka pendek yaitu, compliance mechanism hanya efektif dalam jangka panjang. Selain itu pelaporan keberlanjutan memiliki efek moderasi positif pada pengaruh positif sustainability performance pada reputasi perusahaan dalam jangka pendek saja. Dalam jangka panjang laporan keberlanjutan tidak berpengaruh. Hal ini semakin membuktikan bahwa disclosure mechanism hanya efektif dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang, perusahaan dapat dihukum karena kinerjanya yang buruk. Hasil ini akan membantu manajer memahami peran strategis yang dapat dimainkan oleh pelaporan keberlanjutan dan bagaimana pelaporan lingkungan dan sosial dapat digunakan untuk mencapai legitimasi dan reputasi yang lebih tinggi dan karenanya memaksimalkan keuntungan perusahaan.

https://www.ojk.go.id/ojk-institute/id/capacitybuilding/upcoming/223/the-impact-of-esg-on-the-performance-of-the-financial-services-industry

Fayyaz, U.-E.-R., Jalal, R.N.-U.-D., Venditti, M., Minguez-Vera, A. Diverse boards and firm performance: The role of environmental, social and governance disclosure (2023) Corporate Social Responsibility and Environmental Management, 30 (3), pp. 1457-1472

Park, D., Park, H., Lee, J. The Effect of ESG Performance on Corporate Credit Risk (2023) Asian Review of Financial Research, 36 (1), pp. 67-102.

Sehgal, V., Garg, N., Singh, J. Impact of sustainability performance & reporting on a firm’s reputation (2023) International Journal of System Assurance Engineering and Management, 14 (1), pp. 228-240

Yu, H., Liang, C., Liu, Z., Wang, H. News-based ESG sentiment and stock price crash risk (2023) International Review of Financial Analysis, 88, art. no. 102646.

<a href=”https://www.freepik.com/free-vector/environment-social-governance-flat-concept_27059375.htm#query=ESG%20performance&position=0&from_view=search&track=ais”>Image by redgreystock</a> on Freepik