HADIAH NOBEL DALAM ILMU EKONOMI TAHUN 2022 TENTANG BANK DAN KRISIS KEUANGAN
The Royal Swedish Academy of Sciences menganugrahi Nobel Ekonomi tahun 2022 kepada tiga ekonom Amerika Serikat: Ben Bernanke, Douglas Diamond dan Philip Dybvig, untuk kategori penelitian tentang Bank dan Krisis Keuangan. Bernanke adalah Chair of Federal Reserve of the US (Gubernur Bank Sentral AS, The FED), periode tahun 2006-2014; sementara Diamond dan Dybig, masing-masing adalah Profesor Banking & Finance pada Universitas Chicago Booth School of Business dan Olin Business School of Washington University. Ketiganya dianggap telah meningkatkan pemahaman mengenai bagaimana peran perBankan dalam perekonomian, terutama pada saat masa krisis dan bagaimana financial market seharusnya dikelola.
Hasil karya dari ketiga ekonom tersebut telah dikembangkan sejak awal tahun 1980an, yang kemudian memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai mengapa Bank ada, peranan mereka dalam ekonomi, mengapa Bank dapat sedemikian rapuh, dan catatan empiris mengenai betapa konsekuensi dari kegagalan Bank dapat bertahan untuk waktu yang cukup lama serta pentingnya menghindari collapsenya Bank.
Diamond dan Dybvig (1983) menunjukkan bahwa cara Bank menggunakan Demand Deposit untuk mendanai pinjamana jangka panjang sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan baik Savers maupun Borrowers. Para penabung membutuhkan aset likuid untuk bisa mengantisipasi pengeluaran mereka, sementara para peminjam membutuhkan komitmen sumber pendanaan jangka panjang untuk membiayai investasi mereka, yang tidak bisa dilikuidasi sebelum waktunya tanpa biaya yang besar. Sebagai perantara, Bank menjalankan peranannya yaitu dengan mentranform aset tidak likuid menjadi asset yang likuid. Implikasi dari teori ini adalah transformasi maturity sangat berisiko. Industri perbankan merupakan industri yang sangat rentan, dimana sebuah rumor tentang sebuah Bank akan mengalami kegagalan sudah cukup untuk menyebabkan terjadinya Bank run, dimana para penabung akan bersama-sama menarik tabungannya. Bahkan Bank yang sehat pun akan mengalami kesulitan, jika rumor mengenai Bank run kemudian menyebar. Namun, teori ini juga memberikan solusi terhadap kerentanan industri perbankan tersebut melalui keberadaan asuransi simpanan dan komitmen dari Bank sentral sebagai the lender of last resort.
Diamond (1984) kemudian menunjukkan bahwa “penabung kecil” tidak bisa menjalankan fungsi pengawasan terhadap pengguna dana tabungan mereka, sehingga fungsi ini seharusnya didelegasikan. Kontrak perjanjian antara penabung dengan pihak Bank memberikan Bank hak unuk menjalankan fungsi monitoring tersebut. Bernanke (1983) menganalisis peristiwa the Great Dipression dan menunjukkan bahwa lamanya periode dan besarnya dampak dari depresi ditentukan oleh kegagalan Bank dan ketakutan akan terjadinya Bank run. Konsekuensi dari krisis ekonomi terbesar adalah Bank tidak mampu menjalankan peranan pentingnya sebagaimana yang telah dipaparkan oleh Dymond dan Dybvig. Fungsi monitoring seperti yang telah dijelaskan oleh Dymond pada prakteknya membutuhkan pengetahuan/informasi mengenai borrower. Tentunya dibutuhkan waktu untuk dapat menguasai pengetahuan tersebut dengan baik, disamping itu sulit untuk menyebarkannya kepada Bank lain. Hal ini menjelaskan mengapa the Great Depression dan krisis keuangan lainnya dapat berlarut-larut bertahan dalam waktu yang cukup panjang.
Riset yang telah dilakukan sejak tahun 1980an, yang telah menjadi dasar dari pemberian hadiah Nobel ini belum memberikan rekomendari yang bersifat final. Asuransi atau jaminan terhadap simpanan tidak selalu bisa berfungsi sebagaimana yang diinginkan. Adanya lembaga penjamin simpanan justru bisa menjadi insentif bagi Bank dan pemiliknya untuk mempertaruhkan bisnisnya. Mereka mengambil semua keuntungan jika bisnis berjalan dengan baik, dan sebaliknya membiarkan pembayar pajak melalui LPS yang harus membayar tagihan, jika ternyata bisnis tidak berjalan dengan baik. Peranan Bank sentral bertindak sebagai lenders of last resort pada saat krisis, justru bisa menjadi dasar bagi Bank dengan moral hazard, melakukan peningkatan kredit secara gegabah dan tidak berhati-hati, yang pada akhirnya memicu terjadinya krisis itu sendiri.
Topik yang masih diperdebatkan hingga saat ini adalah mengenai bagaimana mengatur financial market agar dapat menjalankan fungsi pentingnya yakni menyalurkan tabungan untuk investasi produktif, tanpa dari waktu ke waktu tanpa memicu terjadinya krisis keuangan. Disamping itu, kebijakan apa yang dianggap paling efektif dalam mencegah ataupun mengatasi krisis.
Referensi
The Royal Swedish Academy of Sciences, The Committee for the Prize in Economic Sciences in Memory of Alfred Nobel, FINANCIAL INTERMEDIATION AND THE ECONOMY, 10 OCTOBER 2022.
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20221010173254-78-858702/eks-gubernur-bank-sentral-as-ben-bernanke-raih-nobel-bidang-ekonomi