Situasi sepanjang tahun 2022 yang tidak menentu, menimbulkan kekhawatiran terhadap kondisi perekonomian dunia. Berbagai krisis mulai dari krisis energi, pangan dan keuangan diprediksi akan mengarah pada resesi global.  Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati beberapa waktu lalu berbicara tentang tiga “tripple horror” yang dihadapi dunia saat ini, mulai dari risiko inflasi, suku bunga tinggi, hingga risiko kelesuan ekonomi. Salah satu dari tiga hal yang ditakutkan Sri Mulyani ternyata semakin nyata, yakni risiko kenaikan inflasi. Kenaikan inflasi tampaknya semakin tak terelakkan, pasca keputusan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Perekonomian tahun 2023 diperkirakan masih diliputi ketidakpastian.

Presiden Jokowi mengakui, keputusan pemerintah menaikkan harga BBM akan meningkatkan inflasi. Berdasarkan perhitungan, inflasi nasional akan mencapai 1,8% dari kenaikan harga BBM. Presiden sendiri menegaskan telah mengambil tindakan untuk mengatasi risiko kenaikan inflasi. Pemerintah memutuskan untuk memberikan bantuan sosial berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada BBM sebagai kompensasi kenaikan harga BBM. Momok yang ditakuti semua negara saat ini adalah pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Sementara itu, dalam beberapa waktu terakhir, beberapa negara telah jatuh ke dalam resesi. Baik negara maju maupun negara berkembang, bahkan Sri Lanka, Argentina, dan Bangladesh telah bangkrut.

Inflasi global meroket akibat krisis rantai pasok akibat pandemi COVID-19 yang sudah berlangsung lebih dari 2 tahun. Ini juga diperparah dengan perang Rusia-Ukraina yang tidak pasti kapan berakhirnya. Hingga munculnya krisis energi dan pangan di beberapa negara. Kenaikan inflasi tersebut direspons dengan pengetatan likuiditas dan kenaikan suku bunga di negara maju. Situasi ini telah menyebabkan volatilitas pasar keuangan global, arus keluar modal (capital outflow), melemahnya nilai tukar dan peningkatan biaya dana (cost of fund). Kondisi ini diikuti oleh koreksi ke bawah pada proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Hal ini menyebabkan stagflasi, yaitu melemahnya perekonomian global yang disertai dengan inflasi yang tinggi.

Indonesia, menurut Jokowi, akan terus berkembang. Inflasi terjadi sebagai dampak dari kebijakan penyesuaian harga BBM, namun masih akan diantisipasi dengan berbagai kebijakan bantuan sosial. Sri Mulyani mengatakan optimisme Indonesia bermula dari pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung. Bahkan pada triwulan II tahun 2022, perekonomian Indonesia tumbuh lebih cepat dari banyak negara yang mengalami resesi. Sementara itu, inflasi Indonesia masih berada pada level moderat yaitu sebesar 4,94% per Juli 2022. Perekonomian Indonesia berhasil bertahan karena meningkatnya permintaan konsumen domestik. Hal ini menggambarkan pulihnya mobilitas masyarakat yang disertai dengan daya beli masyarakat terutama kalangan menengah ke atas. Sementara itu, ekspor terus tumbuh kuat karena harga dan permintaan komoditas yang kuat.

IHSG sendiri diperkirakan masih bisa terus menguat hingga akhir tahun ini, mengingat adanya lonjakan komoditas. Namun, arus modal modal keluar dari pasar modal Indonesia, juga harus menjadi perhatian (Setya Ananda Wijaya, CNBC Indonesia News). Keputusan The Fed untuk menaikkan suku bunga berdampak pada koreksi IHSG dan diduga bahwa hal tersebut menyebabkan Rp. 4 triliun dana asing keluar dari pasar modal Indonesia. Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia Rudy Utomo (CNBC Indonesia News), masih meyakini pasar modal Indonesia masih cukup kuat untuk menghadapi gejolak pasar saat ini. Hal ini terlihat dari semakin agresifnya perusahaan nasional dalam mencari sumber daya di pasar modal untuk ekspansi bisnis.  Per 29 September tercatat ada 36 perusahaan yang masuk dalam pipeline listing BEI, dengan rincian 6 perusahaan di sektor barang konsumsi nonprimer, 6 perusahaan di sektor kesehatan, 5 perusahaan di sektor teknologi, dan 4 perusahaan di sektor transportasi dan sektor logistik. Masing-masing dari 3 perusahaan di sektor industri, sektor energi dan barang konsumsi primer. Sebanyak 2 perusahaan dari sektor keuangan dan masing-masing 1 perusahaan dari sektor bahan baku, real estate dan real estate, serta sektor infrastruktur. Dari 35 emiten potensial, beberapa menargetkan emisi lebih dari Rp. 1 triliun, berasal dari sektor teknologi dan keuangan.

Kendati demikian investor tetap dihimbau untuk tetap berhati-hati dalam memilih saham-saham yang valuasi harganya masih tergolong murah dan memiliki potensi untuk tetap tumbuh ke depan. Investor ritel Indonesia diharapkan dapat terus meningkat jumlahnya, sehingga kedepannya dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pasar modal.  Saat ini, jumlah investor ritel Indonesia masih sekitar 2% dari jumlah totalnya, tertinggal dibanding dengan negara lain yang mencapai 10%.   Penting bagi perusahaan sekuritas untuk semakin memperkuat sistem online trading, mengingat kini generasi muda semakin digitally literate (“melek digital”) dan tumbuh paling pesat.  Perusahaan efek dalam pengembangan bisnisnya harus turut mengakomodasi investor dalam aktivitasnya, seperti misalnya pendampingan melalui konten maupun event yang berkaitan dengan market, maupun saham apa saja yang bisa direkomendasikan.  Investor ritel bisa menjadi kunci pertumbuhan meskipun IHSG sedang resisten.

Namun, investor tetap disarankan untuk tetap berhati-hati dalam memilih saham yang apresiasi harganya masih relatif murah dan berpotensi terus tumbuh di masa mendatang. Investor ritel Indonesia diharapkan dapat terus bertambah jumlahnya sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi pasar modal di masa mendatang. Saat ini, jumlah investor ritel di Indonesia masih sekitar 2% dari jumlah total, tertinggal dari negara lain yang mencapai 10%. Penting bagi perusahaan sekuritas untuk lebih memperkuat sistem perdagangan online, mengingat generasi muda semakin melek digital (“digital literacy”) dan tumbuh lebih cepat. Perusahaan efek dalam pengembangan usahanya juga harus mengakomodasi investor dalam aktivitasnya, seperti pendampingan melalui konten dan event terkait pasar, serta tindakan yang direkomendasikan. Investor ritel mungkin menjadi kunci pertumbuhan, meskipun IHSG masih bertahan.

Diambil dari

https://www.cnbcindonesia.com/news/20221006064305-4-377572/begini-ngerinya-dunia-jika-resesi-2023-menjadi-kenyataan,

https://www.cnbcindonesia.com/market/20220929133534-17-375941/belum-suram-apei-sebut-pasar-modal-masih-bisa-tumbuh

https://www.cnbcindonesia.com/market/20220929164354-17-376027/bos-sucor-sebut-ihsg-bisa-tembus-7500-tahun-ini-asalkan

Image by <a href=”https://www.freepik.com/free-photo/concept-global-economy-pile-coins_7870581.htm#query=global%20economic%20recession&position=3&from_view=search&track=ais”>Freepik</a>