Perang antara Rusia dan Ukraina mulai memberikan dampak negatif terhadap perekonomian global. Kedua negara yang bertikai adalah produsen utama berbagai komoiditas penting seperti minyak, gas, gandum dan sebagainya. Akibatnya harga-harga komiditas tersebut meningkat tajam. Harga minyak mentah acuan (WTI) misalnya telah meningkat hampir 20% dari periode Februari-April 2022 dan saat ini diperdagangkan pada kisaran USD 109 per barrel. Hal ini tentu saja menimbulkan dampak inflasioner (cost push inflation) terhadap berbagai negara tidak terkecuali Indonesia.

Akibat kenaikan inflasi beberapa negara terpaksa menaikkan suku bunga acuan, Brazil misalnya telah menaikkan suku bunga kebijakan sebesar 150 bps. Hal ini menjadi perhatian serius terlebih mengingat pandemic Covid belum lagi berakhir dan mayoritas negara berada dalam kondisi pemulihan. Beberapa negara seperti Pakistan dan Sri Lanka bahkan mengalami krisis politik sebagai imbas krisis ekonomi. Hal ini tentu harus menjadi perhatian serius, terlebih lagi hingga saat ini krisis di Ukraina belum diketahui kapan atau bagaimana akan berakhir.

Indonesia juga telah melakukan penyesuaian harga dimana harga BBM domestik telah dinaikkan pada rentang 15%-25%; demikian juga dengan harga minyak goreng yang telah naik lebih dari 70% dan harga gas yang naik lebih dari 15%. Inflasi diperkirakan akan meningkat lebih tinggi dari target BI 2022 yang sebesar 3.0%+/1 1%; mungkin sebesar 3%-4% lebih tinggi. Hal ini akan memicu kenaikan suku bunga acuan yang akan berdampak negative terhadap proses pemulihan ekonomi. Khusus untuk Indonesia, dampak negative mungkin dapat dikompensasi dengan efek mudik.

Memperhatikan pentingnya isu ekonomi sebagaimana yang diuraikan diatas, CNBC TV berencana untuk melakukan diskusi dengan mengundang narasumber Bp. I Made Wira Susila, Direktur utama Adira Finance dan Dr. Moch. Doddy Ariefianto, yang juga merupakan faculty member Master Accounting Binus University.

Selengkapnya talkshow dapat diakses pada: https://www.cnbcindonesia.com/market/20220419140839-19-332810/harga-kebutuhan-naik-bersamaan-inflasi-ri-bisa-tembus-6